Jakarta, CNN Indonesia —
Bank Indonesia (BI) buka suara soal lonjakan harga bawang merah dan bawang putih di pasaran.
Deputi Gubernur BI Doni P. Joewono menjelaskan beberapa sentra produksi bawang merah, seperti Brebes dan Kendal, dalam kondisi banjir. Hal ini kemudian mempengaruhi pasokan dan distribusi komoditas tersebut.
“Yang terpenting lagi, yang kita harus waspadai adalah harga bawang putih, karena dari negara pemasok China, harga itu meningkat, harga bawang putihnya,” kata dia dalam konferensi pers, Rabu (24/4).
Oleh karena itu, Doni menyebut pihaknya akan tetap berhubungan dengan pemerintah pusat maupun daerah untuk mengantisipasi kenaikan harga. Salah satu caranya adalah mempercepat realisasi impor.
Bank sentral memiliki langkah-langkah jangka pendek maupun jangka panjang yang akan dilakukan. Untuk jangka pendek, BI akan terus mendorong pelaksanaan operasi pasar murah sebagai bagian program umum melalui sinergi Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
“Dan tentunya jangka panjang kami terus akan berusaha untuk meningkatkan produksi efisiensi rantai pasok, dan tentunya nanti kerja sama petani dengan Bulog termasuk bagaimana kita menyediakan sarana, prasarana, untuk meningkatkan produktivitas kerja sama antar daerah,” lanjutnya.
Doni pun menjelaskan inflasi volatile food (VF) pada Maret 2024 naik 10,33 persen secara tahunan (year on year/yoy). Namun ia mengamati sejumlah komoditas seperti beras, aneka cabai, dan telur ayam, turun harga di pertengahan April 2024.
“Jadi tentunya ini didorong terjaganya pasokan, karena seiring dengan panen di beberapa sentra dan itu tentunya terlihat dari kenaikan stok dari CPP atau cadangan pangan pemerintah,” kata dia.
BI mencatat sok beras dan cabai masing-masing meningkat sekitar 1,7 juta ton dan 0,79 ton pada 19 April.
Menurutnya, turunnya harga beras didorong oleh sejumlah program, termasuk SPHP dan bantuan pangan beras yang sampai 19 April terus digelontorkan.
“Seperti SPHP sudah tercatat 629 ribu ton atau sampai lebih dari 52,5 persen dari target, termasuk juga penyaluran bantuan pangan beras yang sekarang sudah mencapai 642,4 ribu ton atau justru sudah sampai 97,3 persen dari target,” jelasnya.
(del/pta)